Demi mengintegrasikan dunia industri dalam pembelajaran, pada Senin, 20 Januari 2025, Akademi Perhotelan Tunas Indonesia (APTI), mengadakan pembicaraan awal untuk dapat menerapkan program Teaching Industry (TI).
Hadir pada kesempatan itu di ruangan kerja Double Tree by Hilton, team dari APTI: Robert Bala, M.A., Adrian Rusmin, S.Fil, M.Ikom, dan Cathy Naftali, S.Tr.Par,M.Par. Sementara dari Doble Tree by Hilton, diwakili oleh Ibu Like Riana sebagai HRD.
Pembicaraan yang berlangsung selama sejam itu, mengevaluasi praktik magang mahasiswa APTI pada periode Juli – Desember 2024. Secara umum, Like memberikan apresiasi positif terhadap 3 mahasiswa yang telah menjadi bagian para pioner dibukanya hotel Double Tree by Hilton Bintaro.
Menindaklanjuti kerjasama yang sudah dimulai, Direktur APTI, Robert Bala menginisiasi pembicaraan agar Hilton tidak saja menerima mahasiswa semester 3 untuk mengadakan magang tetapi juga turut terlibat dalam proses perkuliahan sebelumnya. Salah satu di antaranya melalui program Teaching Industry. Dengan demikian sebelum terjun ke Dunia Industri, para mahasiswa sudah memiliki pengetahuan awal yang memungkinkan mereka lebih percaya diri saat melaksanakan magang.
Secara konseptual, Wakil Direktur 1 APTI, Adrian Rusmin menambahkan bahwa TI berfungsi sebagai sarana untuk menghubungkan teori yang diajarkan di kampus dengan praktik di dunia nyata, dengan cara melibatkan mahasiswa dalam kegiatan industri yang sesungguhnya. Hal ini tentu bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa sehingga mereka sungguh siap mengahdap tantangan di industri setelah lulus.
Sementara itu tentang komponen mendasar dalam pelaksanaan Teaching Industry, Cathy Naftali, S.Tr.Par, M.Par menegaskan bahwa ada empat hal mendasar yakni pembelajaran praktis, kolaborasi dengan industri, pengembangan ketermapilan soft skills, dan penyelesaian masalah secara nyata.
Saat melaksanakan TI, mahasiswa tidak saja mendapatkan teori tentang manajemen hotel, pelayanan tamu, atau makan dan minum tetapi terlibat secara langsung dalam operasional hotel. Ini merupakan bentuk kolaborasi dengan industri di mana mahasiswa APTI sebelum mengadakan magang, mereka sudah mendapatkan pembekalan sebelumnya. Melalui kolaborasi ini, maka keterampilan soft skills secara nyata diperoleh dan diperkuat oleh keterlibatan dalam penyelesaian masalah secara nyata.
Fokus ke Kitchen dan Service
Teaching Industri APTI-Hilton yang rencananya akan dilaksanakan selama 3 bulan (Maret – Mei 2025), akan fokus pada tiga area yakni: Kitchen, Pastry and Bakery, dan Food Service. Dalam program yang akan berlangsung seminggu sekali, para mahassiwa akan dibagi dalam tiga kelompok untuk dapat mendalami masing-masing department selama satu hari kerja dan dalam satu bidang.
Untuk dapat melaksanakan program TI secara efektif, maka sebelum pelaksanaan kegiatan, mahasiswa akan memperolah pengarahan dari para Chef tentang Standar Operasional Prosedur dan pengetahuan umum tentang hotel. Hal itu agar mahasiswa memiliki pemahaman yang lebih baik dan menyeluruh tentang pengelolaan perhotelan khususnya pada bagian Food and Beverage (F & B).
Selain program utama di atas, pihak Hilton menawarkan agar dalam kegiatan praktik tersebut, para dosen bisa terlibat tidak saja mengamati tetapi sekaligus terlibat langsung, demikian Like menguraikan. “Para dosen yang sudah lama tidak terlibat langsung dalam praktik hotel bisa mengambil bagian sehingga mereka memiliki pemahaman kembali tentang perubahan yang terjadi dalam F & B.”
Berawal dari Hotel Paragon Jakarta
Inovasi dan Kerjasama yang dijaring dengan Hotel Double Tree, merupakan sebuah langkah maju yang diterapkan oleh Akademi Perhotelan Tunas Indonesia yang baru berumur 2,5 tahun. Pada dua tahun awal, APTI secara khusus mengadakan TI dengan Hotel Paragon Jakarta yang sekaligus menjadi laboratorium praktik bagi mahasiswa APTI.
Lebih lanjut, Robert Bala menjelaskan bahwa setelam 2 tahun sejak berdirinya APTI pada 22 Agustus 2022, APTI yang nota bene telah mendapatkan Akreditasi Baik pada bulan November 2024, menerapkan pembelajaran 60 % praktik dan 40 % teori. Hal ini bisa dilihat dari penerapan pembelajaran teori di Kampus pada hari Senin – Selasa dan pada hari Kamis – Jumat, mahasiwa berkesempatan menerapkan praktik perhotelan langsung di Hotel Paragon Jakarta.
Selain itu untuk menjamin penerapan 60% praktik, selama pembelajaran teori, dosen lintas mata kuliah juga bekerjasama untuk menerapkan Work Based Learning. Itu berarti semua mata pelajaran berkontribusi untuk mengarahkan mahasiswa pada pengelolaan perhotelan. Perkuliahan bahasa (Indonesia dan Inggris) misalnya, langsung diajarkan untuk kepentingan hotel.
Realisasi TI di Hotel Paragon Jakarta pada dua tahun awal merupakan pengalaman yang sangat berharga. Di sana APTI dapat mengambil hal positif yang sudah diperoleh di HPJ (Hotel Paragon Jakarta) dan kemudian mengombinasikan secara kreatif dengan Hotel Hilton Bintaro. Semua hal ini akan memiliki manfaat yang sangat positif untuk mahasiswa APTI yakni (1) agar mereka dapat lebih siap memasuki dunia kerja, (2) memiliki jaringan profesional, (3) memiliki pemahaman industri yang lebih mendalam, dan pada akhirnya diharapkan (4) dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

Kerjasama berkelanjutan
Sinergi yang tengah dibangun APTI – Hilton sebenarnya merupakan sebuah model kerja sama berkelanjutan. Di satu pihak Hilton yang telah menerima mahasiswa APTI untuk program magang 6 bulan telah menerima manfaat dari keterlibatan mahasiswa. Selain itu evaluasi atas kinerja mahasiswa menjadi catatan agar dalam Teaching Industry, mahasiswa yang akan melaksanakan magang pada bulan Juli – Desember, bisa memperoleh pengetahuan awal dari hasil TI.
Proses seperti ini akan menjadikan jaringan kerjasama antara Akademi dan Hotel menjadi jauh lebih lama karena sebelum magang, mahasiswa sudah mendapatkan pengarahan dan pengalaman awal. Dengan demikian saat magang, mereka tidak kikuk dalam bekerja karean sudah ada pengalamn kerja sebelumnya. Bagi APTI, Kerjasama dalam Teaching Industry akan menjadi perkuliahan menjadi jauh lebih menarik karena didasarkan pada pengalaman konkrit. Itu berarti mata kuliah pada semester 2 seperti: Dasar-Dasar Pengolahan Makanan; Pengolahan Kue dan Roti; dan Operasiona Pelayanan Makanan dan Minuman tidak saja diberikan dalam bentuk teori tetapi sungguh diwujudkan dalam praktik nyata. Hal yang sama terjadi dengan mahasiswa semester 4 yang mendalami pembelajaran lebih mendalam dan nyata tentang Nutrisi Makanan; Seni Kuliner Patiseri; Pengolahan Makanan Modern; dan Meracik Minuman (HUMAS APTI)